Daftar isi
Libido adalah hasrat atau keinginan yang berhubungan dengan seksualitas seseorang. Libido sangat kompleks, berkaitan dan dipengaruhi oleh faktor biologi, psikologi, dan sosial. Faktor biologis ialah hormon seksual, yakni hormon testosteron pada laki-laki dan hormon estrogen dan progesteron pada wanita. Testosteron dihasilkan oleh testis (kantung zakar), sedangkan estrogen dan progesteron di hasilkan oleh sel telur. Faktor sosial yang mempengaruhi libido antara lain keluarga, lingkungan pekerjaan, lingkungan pergaulan, dan sebagainya. Faktor psikologis yang mempengaruhi libido meliputi kepribadian dan stres. Libido juga dipengaruhi oleh obat-obatan, gaya hidup, dan relasi kita dengan orang lain.
Selain hormon, terdapat sejumlah faktor biologis lainnya yang mempengaruhi libido. Penurunan fungsi atau pengecilan kelenjar tiroid (kelenjar gondok) berhubungan dengan penurunan libido. Kekurangan darah (anemia), kebiasaan merokok, kecanduan alkohol, narkoba akan mempengaruhi keseimbangan hormon dan berakibat pada penurunan libido. Pada laki-laki, semakin lama jarak antaraktivitas seksual maka semakin tinggi libidonya.
Sejumlah pil KB memiliki efek samping penurunan libido. Obat psikis, seperti obat antidepresi, juga berdampak menurunkan libido.
Sebenarnya tidak ada batasan kapan suatu libido disebut kelainan atau tidak. Tidak ada batasan berapa normal seringnya seseorang memiliki keinginan yang berhubungan dengan perilaku seksual. Namun bila seseorang dalam suatu waktu tidak memiliki libido sama sekali maka dapat diduga orang tersebut mengalami kondisi hypoactive sexual desire disorder (kelainan keinginan seksual rendah) atau aseksual. Kondisi tersebut lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Kondisi aseksual pada pria dapat berupa disfungsi ereksi.
Terdapat pula kelainan yang disebut sebagai sexual aversion disorder, yakni kelainan dimana seseorang menghindari kontak seksual dengan pasangannya dalam beberapa saat/bulan. Sebaliknya, kondisi dimana libido selalu tinggi yang menyebabkan seseorang cenderung berfantasi dan melakukan aktivitas seksual disebut sebagai kelainan hiperseksual atau hyperactive libido syndrome. Kelainan libido tersebut sebenarnya cukup sering tetapi sebagian besar penderita menutup hal tersebut pada tenaga medis.
Karena libido dipegaruhi oleh banyak faktor (biologis, psikis, sosial) maka perlu dianalisis dan dicari faktor mana yang menyebabkan kelaianan libido tersebut. Kelainan libido hipoaktif ataupun hiperaktif biasanya membutuhkan terapi kejiwaan.