Purpura merupakan kondisi di mana terjadi perubahan warna pada kulit atau selaput lendir karena adanya perdarahan dari pembuluh darah kecil. Petekie merupakan purpura dengan ukuran diameter lebih kecil dari 2 mm. Ekimosis atau memar merupakan perembesan darah dari pembuluh darah yang lebih besar. Darah yang merembes keluar dari pembuluh darah biasanya terpecah dan berubah warna dalam beberapa minggu dari ungu, jingga, coklat, bahkan biru dan hijau.
Terdapat banyak tipe dan klasifikasi dari purpura, tetapi beberapa penyebab dapat digolongkan menjadi 3 bagian besar yaitu kelainan platelet (trombosit), kelainan pembuluh darah, dan kelainan pembekuan darah.
Kelainan platelet yang dalam hal ini hancurnya trombosit pada pasien dengan trombositopenik purpura baik yang besifat primer (idiopatik / tidak diketahui penyebabnya) atau sekunder karena faktor eksternal atau internal seperti : obat – obatan, infeksi, penyakit tertentu.
Kelainan vaskular pada pasien dengan non-trombositopenik purpura, terjadi rembesan darah keluar dari pembuluh darah akibat kerusakan pada pembuluh darah kecil, peningkatan tekanan dalam pembuluh darah, dan kurangnya kekuatan pembuluh darah itu sendiri seperti pasien usia tua.
Kelainan pembekuan darah terjadi pada pasien dengan disseminated intravascular coagulation (DIC) yang memiliki gejala klinis yang beragam mulai dari kelainan yang berat dan fatal (purpura fulminans) sampai ke kelainan yang relatif ringan. Selain itu, kondisi kelainan pembekuan darah juga dapat terjadi pada purpura karena antibodi terhadap heparin (heparin induced thrombocytopenia) dan juga pada purpura karena kurangnya protein C pada saat terapi dengan warfarin (warfarin induced thrombocytopenia).
Pengobatan dari purpura bergantung pada keadaan yang mendasari terjadinya purpura. Berikut adalah beberapa pengobatan yang dapat menjadi pilihan pada beberapa kasus. Pada kasus dimana trombositopenia (kadar trombosit yang lebih rendah dari normal) terjadi akibat kelainan imunologi seperti yang disebabkan oleh obat – obatan, kortikosteroid masih merupakan terapi yang tepat. Selain itu, intravenous immunoglobulin (IVIG) dosis tinggi juga dapat menjadi pilihan.
Pada kasus trombositopenia yang terjadi akibat konsumsi platelet yang berlebihan seperti pada DIC, terapi dengan plasma darah yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah atau produk yang dikenal dengan sebutan fresh frozen plasma masih menjadi terapi pilihan.