Apati (apathy) berasal dari kata Yunani “pathos” yang berarti passion / gairah. Oleh karena itu secara kasar, apati memiliki arti kurangnya gairah. Apati memiliki definisi emosi yang tumpul yang berhubungan dengan sikap ketidakacuhan yang dapat ditemui pada beberapa tipe skizofrenia dan depresi.
Kondisi ini menarik perhatian karena efeknya terhadap emosi, tingkah laku, dan fungsi kognitif. Pasien dengan apati memiliki gejala – gejala seperti kurangnya usaha, ketergantungan dengan orang lain, kurangnya keinginan untuk mempelajari hal baru, kurangnya kepedulian terhadap masalah pribadi, tidak adanya fluktuasi emosi dan kurangnya respon emosional terhadap kejadian baik positif maupun negatif. Gejala ini disertai dengan kesulitan atau gangguan pada fungsi sosial, okupasional, atau bidang kehidupan lain. Selain itu, gejala – gejala di atas bukan diakibatkan karena penurunan kesadaran atau efek langsung dari penyalahgunaan obat – obatan.
Seringkali, apati disertai dengan depresi. Akan tetapi, kedua kondisi ini berbeda. Depresi merupakan gangguan emosi, sedangkan apati merupakan gangguan motivasi.
Apati dapat terjadi pada berbagai macam kelainan kejiwaan dan saraf seperti skizofrenia, stroke, cedera otak traumatik, penyakit Parkinson, progressive supranuclear palsy, penyakit Huntington, dan dementia (penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, di mana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian) yang terjadi pada penyakit Alzheimer, dementia vaskular, dementia frontotemporal, dementia karena HIV.
Angka kejadian apati berkisar antara 73% pada penyakit Alzheimer, 53% pada depresi mayor, 32% pada stroke otak kanan, 22% stroke otak kiri, dan 7% pada orang normal.
Sekarang ini, apati diobati sesuai gejala yang timbul. Akan tetapi, untuk kedepannya, ada kemungkinan apati akan ditatalaksana secara terpisah dengan kelainan mood.
Beberapa golongan obat dapat digunakan untuk mengatasi apati seperti : golongan antidepresan (Setraline, Nortriptyline, Bupropion, Fluvoxamine), golongan stimulan dopamin (Bromocriptine, Amantadine, Selegiline), golongan antipsikotik (Clozapine, Risperidone, Olanzapine, Quetiapine, Ziprasidone), golongan psikostimulan (Methylphenidate, Amphetamine, Pemoline), golongan antidementia (Donepezil, Rivastigmine, Tacrine, Nefiracetam), golongan stimulan sirkulasi dan metabolisme otak (Nicergoline), golongan antiplatelet (Cilostazol).