Daftar isi
Menurut International Headache Society, nyeri kepala dibagi menjadi nyeri kepala primer dan sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala tanpa adanya kelainan struktur organ di kepala atau leher. Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang disebabkan oleh adanya kelainan struktur di kepala atau leher atau penyakit lain seperti kelainan mata, darah tinggi, dan lain-lain.
Migrain termasuk dalam nyeri kepala primer, merupakan nyeri kepala tersering kedua setelah nyeri kepala jenis tension (tegang). Migrain adalah jenis nyeri kepala jinak ,di mana dapat terjadi berulang. Migrain lebih sering dirasakan pada satu sisi kepala dan disertai gejala dari sistem saraf yang berhubungan dengan penglihatan atau indra lainnya yang disebut aura. Di Amerika diperkirakan angka kejadian migrain kurang lebih 15% pada wanita dan 6% pada pria. Migrain lebih sering terjadi pada wanita dan memiliki kaitan dengan faktor genetik atau keturunan. Migrain dikatakan bisa bervariasi antar penderita. Ambang rangsang otak pada penderita migrain lebih rendah sehingga lebih sensitif terhadap rangsangan pemicu migrain tertentu seperti cahaya sangat terang, suara, rasa lapar, stress berlebihan, kelelahan fisik, cuaca buruk, perubahan tekanan udara, fluktuasi hormon, kurang istirahat, alkohol, dan rangsangan bahan kimia tertentu.
Serangan migrain umumnya terjadi pada saat penderita dalam keadaan bangun, walaupun dapat terjadi sesaat setelah bangun tidur. Serangan pada waktu tidur sehingga membangunkan penderita sangat jarang terjadi.
Gejala khas migrain adalah :
Aura adalah suatu gejala dari sistem saraf yang kompleks yang dapat mendahului serangan atau tetap ada selama serangan nyeri kepala berlangsung. Umumnya mulai terjadi berangsur-angsur dalam 5-20 menit dan dapat berlangsung selama 60 menit.
Aura yang terjadi yang berkaitan dengan penglihatan adalah :
Aura pengindraan lain yang dapat terjadi adalah kesemutan di sekitar mulut, rasa kesemutan atau 'baal' di tangan, yang kemudian dapat menjalar ke lengan lalu ke wajah, bibir, dan lidah. Selain itu ada penderita juga merasakan rasa berat pada anggota gerak atas maupun bawah sebelum serangan, sehingga pengucapan kata dapat terganggu pula.
Sekitar 60% pasien menurut data di Amerika melaporkan gejala yang timbul beberapa jam hingga beberapa hari setiap kali sebelum serangan migrain terjadi. Gejala-gejala tersebut antara lain:
Gejala yang dapat timbul setelah serangan migrain dan dapat berlangsung sampai 24 jam adalah :
Migrain adalah suatu penyakit yang memiliki dasar genetik. Kurang lebih 70% penderita memiliki keluarga dekat yang juga menderita migrain. Pada orang yang memiliki hubungan keluarga dengan penderita migrain yang disertai aura risiko terkena migrain akan meningkat sampai empat kali lipat.
Migrain diduga disebabkan oleh beberapa faktor yang terdapat dalam sistem saraf pusat, terutama otak sampai batang otak.
Aktivasi sel-sel yang terdapat pada inti sekumpulan saraf tertentu di otak yang disebut nucleus trigeminal yang menyebabkan keluarnya suatu zat yang disebut calcitonin gene related peptides (CGRP). Zat yang dapat melawan efek CGRP ini sedang diteliti untuk dapat dijadikan pengobatan migrain.
Selain CGRP ini suatu neurotransmiter (zat kimia yang dihasilkan tubuh untuk meneruskan pesan dari sel saraf ke sel target) yang disebut serotonin juga berperan dalam menimbulkan gejala migrain. Lima puluh tahun yang lalu dikenal obat yang disebut methysergide yang dapat melawan efek serotonin dan dikenal sebagai obat pertama untuk mencegah munculnya serangan.
Neurotransmiter lain yaitu dopamin juga terlibat dalam terjadinya serangan migrain. Pada penderita migrain, reseptor (tempat melekatnya zat kimia untuk seterusnya dapat diaktifkan dan memberikan efek) dopamin lebih peka dibandingkan bukan penderita migrain.
Migrain biasanya ditimbulkan oleh berbagai hal sebagai berikut:
Penanggulangan migrain ini harus dilakukan bukan hanya dengan obat-obatan saja. Faktor- faktor yang dapat memicu migrain sebaiknya sedapat mungkin dihindari. Gaya hidup sehat perlu dilakukan dengan menjaga makanan yang dikonsumsi, olahraga dan istirahat cukup.
Obat-obat yang digunakan pada serangan migrain dengan obat-obat golongan Non Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs), obat yang dapat melawan efek serotonin, yaitu ergotamin dan dihidroergotamin, dan obat golongan triptan. Selain itu obat yang melawan efek dopamin dapat digunakan sebagai terapi tambahan. Obat yang termasuk golongan tersebut antara lain klorpromazin dan metoklopramid.
Obat yang digunakan untuk mencegah terjadinya serangan migrain misalnya diberikan pada saat menstruasi adalah ergotamin dan triptan.