Infeksi nosokomial atau yang dalam bahasa inggris disebut health care-associated infections adalah infeksi yang didapat seseorang saat mereka mendapat perawatan untuk penyakit di luar infeksi tersebut. Infeksi nosokomial dapat diperoleh di manapun, seperti rawat inap rumah sakit, rawat jalan, fasilitas cuci darah utnuk penderita gagal ginjal, pusat rehabilitasi, kamar operasi, dan perawatan di rumah.
Infeksi nosokomial merupakan penyakit serius yang banyak terjadi. Sebagian besar kasus infeksi nosokomial atau sekitar 60% merupakan infeksi peredaran darah yang didapat lewat kateter pembuluh darah, infeksi saluran kemih melalui kateter urin, dan infeksi jaringan paru-paru akibat penggunaan ventilator. Diperkirakan sekitar 1 dari 20 pasien yang di rawat di rumah sakit mendapat infeksi nosokomial. Angka kematian yang disebabkan oleh infeksi nosokomial cukup besar.
Infeksi nosokomial disebabkan oleh agen-agen penyebab infeksi yang umum seperti bakteri, virus, dan jamur. Agen penyebab infeksi pada infeksi nosokomial berasal dari tubuh opasien sendiri. Dalam keadaan normal, agen infeksi inti tidak membahayakan. Infeksi muncul saat pertahanan tubuh menurun atau penggunaan obat atau prosedur medis tertentu. Selain dari tubuh pasien, agen infeksi juga bisa berasal dari lingkungan rumah sakit atau dari pasien lain dengan penyakit infeksi tersebut.
Pelayan kesehatan saat ini banyak menggunakan alat-alat dan tindakan invasive (memasuki tubuh pasien) untuk merwat dan membantu penyembuhan pasien. Infeksi nosokomial dapat berkaitan dengan alat-alat tersebut seperti kateter dan ventilator (alat bantu pernafasan). Infeksi nosokomial yang terdjadi antara lain infeksi peredaran darah yang didapat lewat kateter pembuluh darah sentral, infeksi saluran kemih melalui kateter urin, dan infeksi jaringan paru-paru akibat penggunaan ventilator. Infeksi nosokomial dapat juga terjadi pada luka operasi. Bakteri Clostridium defficile dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan melalui tangan yang terkontaminasi dan tidak dibersihkan. Penggunaan antibiotik secara sembarangan dapat mematikan bakteri “baik” di dalam saluran pencernaan dan menimbulkan infeksi Clostridium defficile.
Kateter pembuluh darah sentral merupaka selang dimasukan ke dalam pembuluh darah besar, seperti di leher, dada, atau paha. Penggunaan selang ini dapat bertahan jangka panjang hingga minggu dan bulan. Pemasanagn kateter pembukluh darah sentral bertujuan untuk memberikan perngobtaan, memberikan nuttrisi dan cairan, serta utnuk beberapa tes medis tertentu.
Kateter urin adalah selang yang dimasukan ke dalam kandung kemih melalui uretra (saluran keluar air urin). Umumnya kateter urin digunakan pada kasus kesulitan untuk berkemih. Infeksi terjadi akibat agen infeksi (paling sering bakteri) masuk ke saluran kemih melalui kateter.
Ventilator meryupakan suatu mesin yang diperuntukan untuk membantu pasien dalam bernafas dengan memberikan oksigen melalui selang yang dimasukan ke dalam mulut atau hidung. Ventilator digunakan pada pasien dengan sakit berat atau selama dan setelah operasi. Infeksi dapat terjadi apabila agen infeksi masuk ke dalam paru-paru melalui selang.
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial antara lain:
Berhubungan dengan status kesehatan pasien
Berhubungan dengan proses akut
Berhubungan dengan tindakan invasive (tindakan yang memasuki tubuh pasien)
Berhubungan dengan pengobatan
Infeksi nosokomial dapat menyerang organ yang berbeda pada setiap orang. Beberapa kasus infeksi nosokomial menyerang sistem tubuh tertentu, seperti saluran kemih, infeksi seluruh tubuh melalui peredaran darah, paru-paru, luka operasi, kulit, dan saluran pencernaan.
Gejala yang timbul pda infeksi saluran kemih akibat pemakaian kateter urin beragam tergantung kuman penyebab infeksi tersebut. Gejala yang umum terjadi adalah nyeri atau rasa terbakar saat berkemih dan frekuensi berkemih yang meningkat, rasa nyeri atau terbakar pada perut bagian bawah, dan demam.
Infeksi nosokomial yang menyerang paru-paaru banyak disebbakn karena penggunaan ventilator atau alat-alat yang dimasukan melalui hidung, atau mulut. Gejala yang timbul antara lain batuk, adanya dahak, dan sesak nafas. Agen penyebab infeksi dapat juga menyerang luka operasi atau kulit. Gejala yang timbul pada infeksi ini adalah kemerahan, bengkak, nyeri, demam dan disertai adanya nanah pada luka tersebut. Infeksi nosokomial pada saluran pencernaan akan nmenimbulkan gejala diare, mual, muntah, dan nyeri perut.
Pemakaian alat-alat kesehatan yang melalui pembuluh darah dapat menyebabkan infeksi yang menyebar melalui peredaran darah. Bila ada agen infeksi yang menyebar di peredaran darah maka dinakan sepsis. Gejala-gejela pada sepsis antara lain suhu tubuh yang tidak stabil (tinggi atau rendah), denyut jantung yang cepat melebihi normal, laju pernafasan yang meningkat, dan peningkatan sel darah putih pada pemeriksaan darah. Sepsis dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengakibatkan syok. Bila berlanjut, infeksi dapat menyebabkan kegagalan organ dalam tubuh (baik hanya 1 organ atau beberapa organ) dan kematian. Sepsis tidak hanya melalui alat-alat yang masuk ke pembuluh darah namun juga melalui infeksi di bagia tubuh tertentu yang menyebar ke seluruh tubuh, missal infeksi paru atau infeksi saluran kemih.
Dengan pengobatan yang baik, sebagian besar pasien dengan infeksi nosokomial dapat sembuh dari infeksi tersebut tanpa masalah. Namun, infeksi nososkomial membuat pasien tinggal lebih lama di rumah sakit, dan pada kasus yang berat dapat menyebabkan penyakit yang berkepanjangan, kecacatan, dan bahkan kematian.
Beberapa infeksi nosokomial dapat dicegah. Penerapan kebersihan yang baik, penggunaan antibiotik yang benar dan hati-hati, dan peningkatan kualitas teknik dan alat-alat dapat menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial. Beberapa tindakan sederhana yang dapat dilakukan utnuk mencegah infeksi nosokomial:
Risiko infeksi saluran kemih dapat diturunkan bila kateter urin digunakan hanya bila diperlukan dan dilepas sesegera mungkin. Pemasangan kateter urin harus didahului dengan tindakan aseptik (mematikan kuman utnuk mencegah infeksi) dan menjaga alat yang digunakan tetap steril (bebas dari kuman). Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pasien utnuk mencegah infeksi saluran kemih akibat kateter urin adalah:
Untuk infeksi pada luka operasi, beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencegah adalah:
Beberapa tindakan yang dilakukan oleh pasien dalam mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi adalah:
Sebelum operasi
Setelah operasi
Untuk mencegah terjadinya infeksi paru akibat pemakaian ventilator, petugas kesehatan dapat melakukan hal berikut:
Tindakan yang dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga pasien dal;am mencegah infeksi paru-paru, antara lain:
Daftar pustaka: Health Care-Associated Infections (HAI) [Online] 2012 [cited 2013 Aug 27]; Available from http://www.hhs.gov/ash/initiatives/hai/ Inweregbu K, Dave J, Pittard A. Nosocomial infections. Br J Anaesth. 2005; 5(1). Healthcare Associated Infections (HCAI) [Online] 2013 [cited 2013 Aug 27]; Available from http://www.hpa.org.uk/infections/topics_az/hai/ Healthcare-associated Infections (HAI) [Online] 2013 Jun [cited 2013 Aug 27]; Available from http://www.cdc.gov/hai/