Radang paru-paru atau lebih dikenal dengan pneumonia adalah suatu proses peradangan yang terjadi pada struktur paru-paru terkecil yang disebut alveolus (tunggal); alveoli (jamak) dan struktur sekitarnya. Alveoli ini adalah suatu struktur berbentuk gelembung-gelembung yang berisi udara dan dindingnya tipis. Pada dindingnya terdapat pembuluh-pembuluh darah kecil tempat bertukarnya oksigen dari udara pernapasan dengan karbondioksida dari peredaran darah.
Secara lebih spesifik, pneumonia adalah radang paru yang disebabkan infeksi, yaitu adanya faktor kuman sedangkan radang paru yang tidak disebabkan infeksi dikenal istilah pneumonitis. Mikroorganisme penyebab pneumonia dapat berupa virus, bakteri, jamur, dan parasit. Tetapi perlu diingat bahwa infeksi TBC tidak termasuk pneumonia secara definisi. Pneumonitis disebabkan bahan kimia, radiasi, obat-obatan, dan bahan-bahan beracun.
Radang paru-paru ini bila disebabkan kuman termasuk infeksi saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas dimulai dari hidung, tenggorokan, dan kotak suara sedangkan selanjutnya disebut saluran pernapasan bawah dari bagian bawah kotak suara sampai paru-paru
Radang paru-paru dapat terjadi pada semua kelompok umur dan sering menyebabkan kematian pada orang tua dan balita serta orang dengan daya tahan tubuh yang lemah. Di Indonesia radang paru-paru adalah penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan pembuluh darah dan TBC. Pada balita radang paru-paru merupakan penyakit infeksi tersering mengakibatkan kematian selain diare.
Gejala yang muncul pada radang paru-paru dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala-gejala tersebut adalah :
Radang paru-paru paling sering disebabkan infeksi. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi yaitu virus, bakteri, jamur, dan parasit, yaitu protozoa.
Virus yang dapat menyebabkan radang paru-paru adalah virus influenza, virus parainfluenza, virus RSV (Respiratory Syncitial Virus), dan Adenovirus.
Bakteri yang merupakan penyebab radang paru-paru tersering jenisnya dapat berbeda tergantung dari mana pasien mendapat infeksi. Bila mendapat infeksi dari luar rumah sakit bakteri yang sering ditemukan adalah Streptococcus pneumoniae. Infeksi sangat mudah terjadi di rumah sakit pada pasien yang menjalani rawat inap. Infeksi yang berasal dari selang infus disebabkan oleh Staphylococcus aureus sedangkan infeksi yang berkaitan dengan pemakaian alat bantu pernapasan (ventilator) disebabkan Pseudomonas aeruginosa dan Enterobacter. Bakteri lainnya yang merupakan penyebab adalah Klebsiella pneumoniae, Mycoplasma pnrumoniae, Chlamydophila pneumonia, Legionella spp. dan Eschericia coli.
Jamur juga dapat menyebabkan radang paru-paru. Jenis yang tersering adalah Actinomyces israeli, Aspergillus fumigatus, dan Histoplasma capsulatum.
Pada kasus penurunan daya tahan tubuh berat seperti AIDS, protozoa seperti Pneumocystis carinii dapat menyebabkan radang paru-paru. Jenis protozoa lainnya adalah Toxoplasma gondii.
Radang paru-paru terjadi bila didukung kekuatan kuman, daya tahan tubuh, dan kondisi lingkungan. Beberapa faktor dapat memudahkan terjadinya radang paru-paru atau disebut faktor risiko, yaitu :
1. Usia : balita dan orang tua (usia > 65 tahun) lebih rentan terkena radang paru-paru karena lebih mudah terjadi aspirasi, yaitu benda kecil/cairan dari saluran cerna masuk ke saluran napas.
2. Tinggal di panti jompo/panti perawatan.
3. Pecandu alkohol. Alkohol dapat mengganggu refleks batuk, mengganggu pengeluaran debu dan kotoran oleh lendir dan bulu-bulu getar saluran pernapasan, dan gangguan daya tahan tubuh.
4. Keadaan gangguan nutrisi : menurunkan antibodi dan fungsi sel darah putih untuk membunuh kuman.
5. Merokok : menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh dan gangguan pengeluaran debu dan kotoran oleh lendir dan bulu-bulu getar saluran pernapasan.
6. Keadaan di mana kesadaran seseorang menurun, misalnya dalam keadaan koma yang menyebabkan benda kecil/ cairan dari saluran cerna masuk ke saluran pernapasan.
7. Adanya penyakit kencing manis, penyakit paru-paru atau jantung, dan penyakit saraf yang diderita.
8. Infeksi saluran nafas atas yang diderita sebelumnya : kurang lebih sepertiga hingga setengah kasus radang paru-paru didahului infeksi saluran pernapasan atas.
Radang paru-paru terjadi akibat bakteri yang memperbanyak diri di jaringan paru-paru dan respon tubuh terhadap bakteri tersebut. Bakteri dapat masuk lewat saluran kerongkongan lalu masuk ke saluran napas, lewat partikel-partikel udara yang dihirup, pada kasus yang sangat jarang lewat peredaran darah, atau menyebar dari infeksi yang telah terjadi di selaput paru-paru.
Faktor mekanik saluran pernapasan berperan penting dalam pertahanan tubuh seseorang. Rambut-rambut dan lekukan pada hidung dapat menangkap partikel yang berukuran besar, arsitektur saluran pernapasan menuju paru berikutnya yang berupa saluran bercabang-cabang mirip batang pohon dapat menangkap partikel kotoran dengan menghasilkan lendir dan dibantu bulu-bulu getar untuk mengeluarkan partikel kotoran. Refleks tersedak dan refleks batuk melindungi berpindahnya partikel dari saluran cerna ke saluran pernapasan. Flora normal, yaitu bakteri baik yang pada keadaan normal terdapat dalam jumlah terbatas yang menempel pada dinding kerongkongan juga membantu pertahanan tubuh terhadap bakteri merugikan.
Ketika faktor-faktor pertahanan tubuh tersebut gagal menghadapi mikroorganisme yang menyerangnya, maka kuman yang masuk akan ditangkap oleh pertahanan akhir saluran pernapasan, yaitu sel darah putih yang dapat membunuh kuman. Bila berhasil maka radang paru-paru tidak terjadi. Tetapi pada kondisi tertentu oleh karena faktor kuman maka sel darah putih tidak mampu lagi membunuh kuman tersebut dan memicu reaksi peradangan, yaitu "memanggil" sel-sel darah putih lainnya untuk membunuh kuman maka terjadilah radang paru-paru dan gejala klinis muncul.
Pengobatan radang paru-paru dilakukan berdasarkan penyebabkan. Untuk radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri diberi antibiotik. Pemilihan antibiotik ini berdasarkan jenis bakteri penyebabnya. Dahak akan diambil dan diperiksa di bawah mikroskop dan dibiakkan untuk mengetahui jenis bakteri penyebab dan antibiotik yang paling efektif. Pada awal pengobatan diberi antibiotik yang sesuai dengan penyebab paling mungkin (menurut pemeriksaan oleh dokter). Pengobatan lainnya adalah pengobatan suportif, yaitu untuk menunjang hidup pasien seperti pemberian oksigen atau alat bantu napas bila perlu, pengapan dan untuk membantu pengeluaran dahak, dan terapi nutrisi.
Di luar negeri telah tersedia vaksin yang berisi bakteri penyebab radang paru-paru. Pencegahan radang paru-paru yang didapat dari rumah sakit dapat dicegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan menjaga kebersihan peralatan medis dan lingkungan rumah sakit.