Sebagian besar jenis E.coli tidak berbahaya dan merupakan bagian yang penting dari saluran cerna manusia yang sehat karena berfungsi menghasilkan vitamin K dan menjaga keseimbangan bakteri di usus. Namun, beberapa jenis E.coli (disebut E.coli patogenik) dapat menimbulkan penyakit infeksi, seperti infeksi pada kantung empedu, saluran kemih, selaput otak, paru, dan saluran cerna. Infeksi – infeksi tersebut tidak hanya dapat disebabkan oleh E.coli, namun dapat juga disebabkan bakteri jenis lain.
Gejala infeksi E.coli bergantung pada organ yang terinfeksi.
Radang otak yang disebabkan oleh E.coli umumnya terjadi pada bayi, dengan gejala demam, gangguan pertumbuhan, gangguan saraf, kuning pada tubuh, penurunan asupan makanan, dan periode henti napas. Pada bayi di bawah 1 tahun, gejala berupa rewel, tampak mengantuk terus – menerus, muntah, tidak napsu makan, dan kejang. Gejala pada anak yang lebih besar dan orang dewasa antara lain nyeri kepala, muntah, bingung, kejang, penurunan kesadaran, dan kejang.
Pada penderita pneumonia E.coli didapatkan demam, sesak napas, napas cepat, dan peningkatan lendir jalan napas.
Infeksi pada kantung dan saluran empedu (kolelitiasis, kolangitis) menimbulkan gejala demam tinggi dengan atau tanpa menggigil, nyeri pada perut kanan atas, dan kuning pada tubuh. Pada infeksi berat, dapat terjadi penurunan tekanan darah dan penurunan kesadaran. Selain itu, E.coli dapat menyebabkan infeksi dengan kumpulan nanah (abses) pada rongga perut dengan gejala demam tidak tinggi dan nyeri perut tidak spesifik.
Infeksi E.coli pada saluran cerna menyebabkan diare. Bergantung pada jenis E.coli yang menginfeksi, dapat terjadi beberapa jenis diare E.coli:
Infeksi saluran cerna beberapa jenis E.coli dapat menyebabkan suatu komplikasi yang disebut sindrom uremik – hemolitik di mana gejala bervariasi dari tidak bergejala sampai diare dengan atau tanpa darah, gagal ginjal, ganggunan pembuluh darah kecil, dehidrasi, pemecahan sel darah merah, penurunan jumlah keeping darah (trombosit), dan peningkatan ureum. Diare jenis ini merupakan bentuk yang berat karena dapat menyebabkan kematian. Sindrom ini dapat terjadi di semua usia namun paling sering terjadi pada anak di bawah 5 tahun dan orang lanjut usia.
E.coli dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, kantung kemih, ginjal, dan prostat. Infeksi saluran kemih (uretritis) dan kantung kemih (sistitis) menimbulkan gejala demam tidak tinggi, nyeri saat berkemih, sering berkemih, dan terus – menerus merasa ingin berkemih. Infeksi pada ginjal (pyelonefritis) menyebabkan gejala nyeri pada pinggang atau punggung bawah, demam tinggi disertai menggigil, mual, muntah, dan nyeri kepala. Infeksi pada prostat (prostatitis) menimbulkan gejala demam tinggi dengan menggigil, nyeri di sekitar anus dan punggung bawah; juga dapat disertai nyeri berkemih dan sering berkemih. Pada beberapa pasien dapat ditemui nyeri otot dan nyeri sendi.
Sebagian besar radang otak pada bayi baru lahir disebabkan oleh E.coli (28,5%) dan Streptococcus grup B (34%). E.coli yang menyebabkan infeksi otak adalah jenis tertentu yang memiliki selubung K1. Adanya kumpulan E.coli jenis ini pada usus halus bayi, yang didapatkan dari vagina ibu, dapat menyebar melalui darah dan menyebabkan infeksi luas.
Infeksi paru akibat E.coli jarang terjadi dan sebagian besar berkaitan dengan infeksi saluran kemih. Infeksi paru dapat terjadi akibat terhirupnya lendir jalan napas atas yang sebelumnya terdapat kumpulan E.coli pada penderita dengan sakit berat. Oleh karena itu, infeksi paru E.coli sebagian besar merupakan radang paru yang didapat di Rumah Sakit. Namun, dapat juga terjadi di luar RS, yaitu pada penderita diabetes, gangguan paru kronik, pecandu alkohol, dan penderita infeksi saluran kemih E.coli.
Infeksi ini umumnya disebabkan oleh organ berongga pada perut yang pecah atau berlubang (usus buntu, lambung) atau berkaitan dengan radang pada kantung dan saluran empedu. Infeksi yang disertai nanah umumnya disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, namun E.coli merupakan salah satu bakteri penyebab yang paling sering ditemui. Abses ini disebabkan oleh kerusakan organ saluran cerna seperti robeknya usus, sehingga isi dari usus tumpah ke dalam rongga perut dan menyebabkan infeksi.
Radang kantung dan saluran empedu disebabkan sumbatan sistem empedu oleh batu atau hal lain, yang menyebabkan terkumpulnya bakteri pada kantung empedu dan menyebabkan infeksi.
Diare E.coli disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang tercemar E.coli. Beberapa jenis makanan yang sering tercemar E.coli antara lain daging sapi, produk susu, mentimun, tauge, bayam, jus, dan keju. Tertelan air kolam renang dan pemrosesan makanan oleh petugas yang tidak mencuci tangan atau menggunakan air yang tercemar juga merupakan penyebab. Jenis E.coli yang menyebabkan infeksi saluran cerna berbeda – beda menurut penyakit yang ditimbulkannya:
Feses dari penderita diare E.coli dapat mencemarkan tanah atau air di sekitarnya dan lebih lanjut menyebabkan sumber infeksi baru bagi orang lain.
Sistem kemih adalah tempat yang sering terjadi infeksi E.coli; lebih dari 90% dari infeksi saluran kemih disebabkan oleh E.coli jenis uropatogenik. Radang kantung kemih umumnya terjadi pada wanita yang aktif secara seksual. Pada daerah di sekitar uretra terdapat kumpulan E.coli yang merupakan kontaminasi dari usus besar; E.coli dapat mencapai kantung kemih pada saat hubungan seksual. Infeksi saluran kemih dan infeksi ginjal banyak ditemukan pada orang lanjut usia dengan gangguan struktur organ, orang dengan pembesaran prostat, dan orang yang memakai kateter urin. Infeksi darah luas akibat E.coli paling sering disebabkan oleh infeksi sistem kemih.
Selain infeksi di atas, E.coli juga dapat menyebabkan infeksi di tempat lain, seperti infeksi sendi, mata, jaringan gondok, sinus, otot jantung, dan kulit.
Pengobatan infeksi E.coli bergantung pada tempat infeksi dan tingkat keparahan infeksi. Pengobatan utama adalah pemberian antibiotik, beserta perawatan lain seperti pemberian cairan, oksigen, dan pengobatan lain sesuai gejala. Pada infeksi ringan, penderita dapat berobat jalan. Pada penderita dengan infeksi berat (infeksi selaput otak, paru, sistem empedu, ginjal, dan infeksi dengan nanah pada rongga perut) perlu dirawat inap.
Infeksi selaput otak umumnya diobati dengan antibiotik jenis sefalosporin generasi ketiga. Infeksi paru mungkin memerlukan oksigen, alat bantu napas, dan antibiotik sefalosporin generasi ketiga atau fluoroquinolone. Infeksi kantung dan saluran empedu juga diberikan antibiotik golongan sefalosporin. Untuk infeksi dengan nanah pada rongga perut, antibiotik harus dapat membunuh bakteri lain karena umumnya disebabkan oleh berbagai macam bakteri. Pada penderita diberikan ampicillin dan sulbactam atau cefoxitin. Diare E.coli memerlukan penggangtian cairan. Diare E.coli diobati dengan doxycycline, fluoroquinolone, dan trimpethropim-sulfamethoxazole (TMP-SMZ). Pengobatan dengan obat tersebut dapat mempersingkat durasi diare. Pada infeksi akibat EHEC, tidak boleh diberikan antibiotik dan pengobatan hanya berdasarkan gejala. Infeksi saluran kemih dapat diobati dengan antibiotik fluoroquinolone, TMP-SMZ, atau nitrofurantoin selama 3 hari. Pada infeksi ginjal, antibiotik diberikan lebih lama, yaitu selama 14 hari. Infeksi pada prostat memerlukan antibiotik selama 6 minggu.
Infeksi E.coli ringan dapat pulih jika diobati dengan benar. Pada infeksi berat dan Radang selaput otak apda bayi dapat meninggalkan beberapa gejala sisa.