Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah kumpulan beberapa gejala akibat adanya gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari). GGA sebagian besar terjadi pada perawatan di rumah sakit. Kondisi ini terjadi pada 5% penderita yang dirawat di rumah sakit.
Pada GGA, laju penyaringan darah di ginjal menurun dalam beberapa jam atau hari sehingga bahan – bahan sisa dalam darah tidak dapat dibuang dan produksi urin sangat berkurang. Akibatnya, terjadi peningkatan bahan – bahan sisa di dalam tubuh (urea, nitrogen, kalium), gangguan keseimbangan keasaman darah, dan penurunan volume urin penderita. Hal ini juga menyebabkan peningkatan volume cairan pada pembuluh darah dan tubuh penderita.
Gejala yang disebabkan peningkatan kadar urea dan nitrogen darah antara lain kelelahan, hilangnya napsu makan, nyeri kepala, mual, muntah, gatal pada kulit, perubahan kesadaran, dan kejang jika kadar urea nitrogen sangat tinggi. Kelebihan cairan tubuh menimbulkan gejala bengkak pada tungkai atau seluruh tubuh, sesak napas akibat cairan pada paru – paru, atau cairan di sekitar jantung. Penderita dapat mengeluh berkurangnya volume urin (oligouria). Diagnosis GGA adalah berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium, yaitu ditemukannya peningkatan mendadak kreatinin darah.
Komplikasi GGA yang sering terjadi adalah peningkatan kalium darah (hiperkalemia) dan peningkatan keasaman darah (asidemia). Hiperkalemia dapat menimbulkan gejala denyut jantung yang tidak beraturan dan kematian. Selain itu, terdapat beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi:
Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya GGA, antara lain diabetes, gangguan ginjal kronik, gagal jantung, dan usia lanjut. GGA dibagi menjadi 3 jenis dengan penyebab yang berbeda yaitu:
GGA pre-ginjal diartikan sebagai GGA yang disebabkan oleh gangguan – gangguan pada organ atau pembuluh darah sebelum masuk ke aliran darah ginjal. GGA pre-ginjal adalah jenis yang paling sering terjadi dan dapat berkembang menjadi GGA intrinsik jika tidak ditangani. Pada GGA ini keutuhan jaringan ginjal masih baik. Gejala yang timbul antara lain rasa haus, berkurangnya urin, dan pusing. Penyebab GGA pre-ginjal ini dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu:
Kehilangan cairan dari saluran cerna (muntah, diare), saluran kemih (konsumsi obat perangsang kencing, buang air kecil berlebihan), kulit (luka bakar), perdarahan, dan kurangnya konsumsi cairan.
Gagal jantung, kematian otot jantung, kelainan katup jantung.
Infeksi luas yang berat (sepsis), efek samping obat bius (anestesi), overdosis obat – obatan, reaksi alergi berat (anafilaksis).
Peningkatan kalsium darah, obat – obatan seperti obat penghilang nyeri non-steroid, amphotericin, norephinephrine, dan agen kontras pada foto rontgen.
Jenis ini adalah GGA yang disebabkan oleh kerusakan pada jaringan ginjal, yang dapat disebabkan oleh radang ginjal (glomerulonefritis, interstitial nephritis) atau kematian sel ginjal (acute tubular necrosis). Selain itu, konsumsi obat – obat yang merusak ginjal (antibiotik golongan aminoglikosida) dan bahan kontras foto rontgen juga dapat menyebabkan GGA jenis ini. GGA ini dapat menimbulkan gejala urin yang bercampur dengan darah, bengkak pada tungkai atau tubuh, dan tekanan darah tinggi.
GGA post-ginjal diartikan sebagai GGA akibat gangguan saluran atau organ setelah ginjal. GGA post-ginjal meliputi 5 - 10% dari seluruh jenis GGA. GGA ini merupakan akibat dari sumbatan saluran kemih yang dapat terjadi di:
Gejala pada GGA jenis ini antara lain adanya keinginan untuk terus – menerus buang air kecil, tidak dapat menahan kencing, dan sulit menuntaskan buang air kecil. Adanya batu pada ginjal atau saluran kencing dapat menimbulkan nyeri pada pinggang atau perut. Beberapa jenis obat tertentu seperti acyclovir, methotrexate, triamterene, indinavir, dan sulfonamide dapat menyebabkan pembentukan kristal yang menyumbat aliran urin. Selain itu, sumbatan pada kateter kencing juga dapat menjadi penyebab GGA post-ginjal.
Tujuan utama pengobatan GGA adalah mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan memperbaiki gangguan elektrolit dan keasaman darah. Beberapa langkah di bawah ini umumnya dilakukan untuk mengatasi GGA:
Cuci darah (dialysis) hanya diperlukan pada berberapa penderita tertentu, yaitu: penderita dengan kelebihan cairan, hiperkalemia, atau gangguan keasaman darah berat yang tidak membaik dengan obat; peningkatan urea nitrogen sangat tinggi (>80 – 100), dan adanya peningkatan ureum yang sangat tinggi. Sebanyak 20 – 60% penderita memerlukan cuci darah jangka pendek, terutama jika urea nitrogen darah lebih dari 100 mg/dL dan kreatinin darah lebih dari 5 – 1- mg/dL.
Pengobatan utama untuk penyebab GGA pre-ginjal adalah penggantian carian. Untuk GGA intrinsik, beberapa jenis obat telah diteliti untuk mengurangi kerusakan jaringan ginjal, seperti dopamin dosis rendah, antagonis endothelin, diuretik, antioksidan, dan obat - obat lain. Meskipun obat – obat ini berhasil pada percobaan laboratorium, efeknya pada manusia masih tidak menentu. GGA post-ginjal memerlukan kolaborasi antara dokter ahli ginjal, ahli saluran kemih, dan ahli radiologi. Pengobatan awal sumbatan pada saluran kencing atau leher kandung kemih adalah pemasangan kateter kandung kemih melalui perut. Hal ini dapat memperbaiki kondisi penderita selagi dokter mencari tahu penyebab utama sumbatan.
Pemulihan ginjal pada sebagian besar penderita tidak sempurna; ginjal yang mengalami GGA menjadi rentan terhadap efek berbahaya dari semua obat – obatan yang diproses di ginjal. Oleh karena itu, penderita dengan riwayat GGA harus menghindari semua bahan kimia yang memiliki potensi bahaya untuk ginjal. Pemulihan ginjal umumnya terjadi dalam 2 minggu pertama. Jika fungsi ginjal tidak membaik 6 – 8 minggu setelah mengalami GGA, penderita dikatakan mengalami gagal ginjal tahap akhir yang tidak dapat diperbaiki dan memerlukan cuci darah seumur hidup.