Daftar isi
Selulitis merupakan peradangan pada kulit dan jaringan ikat di bawahnya, biasanya akibat suatu luka atau ulkus. Peradangan merupakan suatu respon tubuh terhadap trauma dan dapat menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri, atau teraba hangat. Bagaimanapun, ketika selulitis berhubungan dengan suatu peradangan yang terjadi, hal tersebut dapat berbahaya. Peradangan tersebut tidak hanya mengenai kulit saja, namun dapat menyebar ke jaringan di bawah kulit (subkutan), bahkan bisa menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah. Selulitis dapat terjadi pada bagian manapun dari tubuh, namun area yang sering terkena adalah kaki. Penderita yang berisiko mengalami selulitis adalah mereka yang terkena trauma atau luka pada daerah kulit.
Selulitis ini berbeda dengan selulit yang mungkin lebih banyak dikenal pada masyarakat awam. Untuk mengetahui selulit, berikut ilustrasi mengenai selulit yang justru lebih dikenal masyarakat awam. Selulit adalah lemak yang kental dan tidak rata, yang tersimpan di dalam kantong-kantong kecil, atau dalam istilah sehari-hari selulit merupakan timbunan lemak dan jaringan serabut yang menyebabkan permukaan kulit tidak rata. Selulit adalah cara normal untuk menyimpan lemak yang ada di permukaan.
Kita semua memiliki lemak sebagai bagian dari berat badan kita, kira-kira 15-25% untuk pria dan 20-33% untuk wanita. Lemak disimpan di dalam sel lemak. Jutaan sel lemak ini terletak berdampingan, seperti lautan bola mentega yang lembut. Lemak di tubuh manusia, seperti mentega, tidak memiliki struktur yang mengikat, jadi memerlukan beberapa pita serabut yang melintasi lautan lemak lembut ini agar dapat menyatu. Terkadang, ada begitu banyak pita serabut ini sehingga lautan lembut tadi berubah menjadi banyak danau yang terlihat tidak rata. Hal tersebutlah yang dapat menyebabkan terbentuknya selulit.
Oleh karena itu, selulitis yang akan di bahas dalam artikel ini berbeda dengan selulit. Selulitis merupakan suatu keadaan tidak normal berupa peradangan pada kulit dan jaringan ikat di bawahnya, sedangkan selulit merupaka suatu cara normal tubuh dalam menyimpan lemak berupa timbunan lemak dan jaringan serabut yang membuat permukaan kulit tidak rata.
Gejala yang muncul pada kulit yaitu berupa perubahan warna, perubahan sensasi (nyeri), dan suhu permukaan kulit. Kemerahan pada kulit terjadi dengan batas yang tidak jelas dan dengan area yang terkena bisa luas. Pembengkakan yang terjadi biasanya cepat menyebar, bila terjadi pada kaki, bengkak dapat terjadi dari telapak kaki kemudian menjalar ke atas. Pembengkakan yang terjadi tampak mengkilat dan dengan batas yang tidak jelas. Pada daerah yang terkena dapat dirasakan nyeri dant teraba hangat. Pada daerah luka dapat terbentuk nanah. Selain gejala lokal pada daerah yang terkan, pasien juga merasakan demam dengan suhu dapat lebih tinggi dari 380 C, kemudian dapat pula disertai dengan gejala seperti pegal-pegal, merasa tidak enak badan, nafsu makan berkurang.
Bila tidak diterapi dengan segera, infeksi dapat menyebar ke kelenjar getah bening sehingga menyebabkan peradangan di kelenjar getah bening itu sendiri (limfadenitis), bahkan dapat menyebar melalui aliran darah (bakterimia), atau ke jaringan yang lebih dalam. Pada kasus yang jarang, infeksi Streptococcus dapat menyebar ke lapisan kulit yang lebih dalam terutama pada lapisan pembungkus otot, sehingga dapat menyebabkan kematian lapisan pembungkus otot tersebut. Hal tersebut menyebabkan suatu keadaan gawat darurat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Penyebab selulitis adalah kelompok–kelompok bakteri yang sering berkembang biak di daerah luka, seperti Streptococcus, Staphylococcus, Pseudomonas, Bacteriodes, dan lain sebagainya. Dalam keadaan normal, kulit merupakan benteng perlindungan yang efektif melawan mikroorganisme yang sebenarnya hidup di permukaan kulit kita. Kulit juga merupakan benteng pertahanan pertama yang mencegah mikroorganisme masuk ke dalam tubuh dan berkembang biak. Infeksi bakteri terjadi ketika bakteri berhasil menginvasi jaringan lunak kulit melalui luka kecil pada permukaan kulit atau melalui suatu kondisi seperti ulkus pada kaki atau adanya infeksi jamur pada kaki.
Normalnya, sistem kekebalan tubuh dapat membunuh bakteri yang berhasil masuk, namun pada pasien-pasien dengan risiko tinggi, bakteri lebih mudah masuk dan berkembang biak dan menyebabkan terjadinya infeksi pada tubuh. Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang rentan mengalami selulitis adalah, adanya luka yang terkontaminasi, infeksi jamur yang berlangsung lama pada kaki, diabetes, ulkus pada kaki, gangguan sirkulasi terutama pada kaki, gangguan pembuluh darah tepi, penyakit pada hati seperti hepatitis kronis atau sirosis, obesitas dengan kaki yang membengkak, penyakit kulit seperti psoriasis atau dermatitis alergi, penyakit infeksi pada kulit seperti cacar air, jerawat yang parah, luka bakar, infeksi yang berhubungan dengan prosedur pembedahan, infeksi tulang di bawah kulit, dan gigitan serangga atau binatang.
Terapi yang terutama diberikan adalah pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik yang cukup efektif adalah golongan penisilin atau sefalosporin generasi pertama. Bila tidak ada respon dalam 12-24 jam, penderita dicurigai mengalami abses atau infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri yang sudah kebal terhadap pengobatan yang diberikan.
Antibotik diberikan dengan suntikan kemudian dapat diganti dengan diminum bila keadaan sudah lebih baik. Bila terdapat lentingan atau nanah, jaga kebersihan luka dengan betadine atau kompres dengan bahan yang bersifat menyerap (alginate, hydrofibre) untuk mengurangi terjadinya luka lebih parah. Bila yang terkena bagian kaki, kaki dapat dinaikan atau saat tidur posisi kaki lebih tinggi daripada badan dengan tujuan untuk mengurangi bengkak yang terjadi. Selain itu pasien juga dapat menggerak-gerakan telapak kaki ke atas dan ke bawah untuk membantu mengurangi bengkak yang terjadi Penderita dapat pual diberikan obat anti nyeri untuk mengurangi nyeri yang dirasakan dan obat penurun demam untuk menurunkan suhu tubuh.
Kompres hangat dapat pula dilakukan pada daerah yang terkena karena kompres hangat dapat meningkatkan suhu jaringan kulit di bawahnya. Jika suplai pembuluh darah sekitarnya baik, tindakan tersebut dapat meningkatkan konsumsi oksigen sehingga darah yang melewati bagian tersebut akan banyak dan secara tidak langsung membantu “membersihkan” infeksi yang ada di tempat tersebut.
Terapi yang dilakukan pada proses penyembuhan yaitu untuk mengembalikan elastisitas dan kelembaban kulit dalam waktu beberapa minggu. Pasien diharapkan dapat menjaga kebersihan kulit untuk dapat meminimalkan risiko yang ada. Paparan sinar matahari sebaiknya dihindarkan karena kulit “baru” masih sangat rentan dalam beberapa minggu.
Untuk mencegah terjadinya selulitis pada pasien yang berisiko tinggi dapat dilakukan menjaga kebersihan kulit dan kuku, menjaga kelembaban kulit setelah mandi, jangan berjalan dengan telanjang kaki tapi gunakan alas kaki yang baik yang tidak membuat kaki menjadi lecet, segera rawat luka yang terjadi jangan sampai dibiarkan terlalu lama. Ada beberapa luka yang berisiko tinggi menyebabkan selulitis dan diperlukan pemberian antibiotik, terutama pada luka-luka: gigitan binatang, luka tusuk lebih dalam dari 1 cm, jaringan yang hancur, luka bakar hingga muncul lentingan, luka yang dalam dan kotor, luka yang terkontaminasi dengan air kotor.