Betaserc merupakan obat yang termasuk golongan obat antivertigo yang berisi betahistine dihydrochloride yang secara struktur kimia memiliki kemiripan terhadap substansi histamin. Obat ini ditujukan terutama untuk mengatasi penyakit Meniere yang ditandai dengan gejala telinga berdenging, mual, nyeri kepala, gangguan pendengaran, dan pusing berputar.
Analog substansi kimia histamin ini bekerja pada reseptor histamin H3 yang ditemukan di dinding pembuluh darah dan juga telinga. Aktivasi reseptor ini oleh Betaserc menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang selanjutnya dapat meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi pembengkakan pada telinga dalam, dan mengurangi kekakuan pada membran basiler pada telinga dalam yang selanjutnya dapat memperingan gejala – gejala seperti pusing berputar, mual, dan telinga yang berdenging.
Oleh karena komponen Betaserc menyerupai struktur kimia histamin, obat ini perlu mendapat perhatian khusus pada pasien dengan asma bronkial, urtikaria, rinitis alergi, dan ulkus peptikum karena dapat memperburuk gejala penyakit diatas. Selain itu pada pasien dengan penyakit phaeochromacytoma dan alergi terhadap komponen dari Betaserc, obat ini sebaiknya tidak diberikan. Obat ini juga tidak direkomendasikan untuk diberikan pada anak – anak.
Efek samping dari penggunaan Betaserc kebanyakan tidak bersifat serius / mengancam nyawa. Gejala yang seringkali ditemui adalah rasa tidak nyaman pada lambung. Selain itu, sakit kepala, sulit tidur, mual dan diare dapat juga ditemui. Selain itu, pasien juga dapat mengalami gejala – gejala alergi jika pasien alergi terhadap komponen dari Betaserc. Gejala alergi ini melipu kemerahan pada tubuh, gatal, sampai bengkak pada wajah, lidah, dan bibir.
Terdapat 2 macam sediaan Betaserc yaitu tablet 8 mg dan tablet 24 mg. Awal pengobatan dapat dimulai dengan dosis 8 – 16 mg, tiga kali sehari, diminum bersamaan dengan makanan. Dosis pemeliharaan biasanya dalam rentang 24 – 48 mg per hari. Dosis per hari sebaiknya tidak melebihi 48 mg. Dosis dapat disesuaikan sesuai dengan respon pasien. Perbaikan gejala biasanya dapat ditemukan setelah beberapa minggu pengobatan. Biasanya efek maksimal didapat dalam rentang waktu 3 – 8 minggu dan dengan dosis harian antara 32 – 36 mg. Dosis yang berlebih menurut penelitian, tidak menunjukkan hasil yang lebih baik.