Lanoxin mengandung zat aktif digoxin 125 mcg atau 250 mcg yang termasuk obat kelompok glikosid jantung yang memiliki efek spesifik pada jaringan otot jantung (otot miokardial) sebagai digitalis. Cara kerja Lanoxin adalah dengan berikatan pada sisi ekstraselular dari subunit-α pompa Na+/K+ ATPase pada membrane sel otot jantung (miosit) dan menurunkan fungsinya, sehingga akan meningkatkan kadar ion natrium pada miosit, yang berdampak pada peningkatan ion kalsium intraselular. Hal ini terjadi karena penukar natrium/kalsium pada membran bergantung pada gradient natrium yang masuk untuk memompa kalsium keluar. Lanoxin akan menurunkan gradient konsentrasi natrium dan outflow yang kemudian meningkatkan konsentrasi kalsium di dalam miokardiosit dan sel pacu jantung.
Penggunaan Lanoxin diindikasikan terutama pada penanganan fibrilasi atrial dan atrial flutter dengan reaksi ventrikular cepat, pasien dengan gagal jantung dengan cara meregulasi laju respon ventrikel. Tingginya laju ventrikular menyebabkan insufisiensi pada waktu pengisian diastolik, Lanoxin akan menurunkan laju konduksi pada nodus atrium ventrikel (AV) dan meningkatkan periode refraktori yang selanjutnya akan menurunkan laju ventrikular. Dengan cara seperti ini fungsi pompa jantung akan membaik dikarenakan adanya perbaikan pada pengisian jantung.
Kontraindikasi Lanoxin adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap Lanoxin, pasien dengan ventrikular takikardia, pasien dengan gagal ginjal berat. Penggunaan pada ibu hamil hanya dalam keadaan sangat diperlukan dan Lanoxin dapat juga terlarut dalam air susu ibu yang menyusui.
Efek samping Lanoxin dapat bervariasi, diantaranya adalah gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, anoreksia dan diare. Gangguan lain adalah pandangan kabur, pusing berputar, nyeri kepala, pembesaran buah dada pada laki-laki (karena efek estrogen-like steroid), dan perubahan emosi. Efek samping yang jarang terjadi adalah psikosis akut, delirium, amnesia, atau kejang. Efek samping yang berbahaya adalah ventrikular takikardia atau ventrikular fibrilasi.
Lanoxin dapat diberikan satu kali sehari antara dosis 125 mcg hingga 250 mcg, pemberian Lanoxin secara intravena (IV) dapat diberikan pada situasi darurat, pemberian secara IV harus dilakukan secara perlahan disertai pengawasan pada irama jantung. Pada pasien dengan tanda gangguan fungsi ginjal, dosis Lanoxin diberikan dalam jumlah yang lebih sedikit.