Loftyl 150mg adalah obat yang mengandung zat aktif buflomedil, secara umum bekerja sebagai obat vasoaktif pada pembuluh darah yang terletak sebelum pembuluh darah kecil (pre-aretriole) dengan kerja adrenolitik (menghilangkan sifat pengecilan pembuluh darah). Obat ini digunakan pada pasien dengan penyakit sumbatan arteri perifer (Peripheral Arterial Occlusion Disease) derajat II (pasien tidak dapat berjalan lebih dari 200m tanpa merasakan nyeri, dan tidak merasakan nyeri saat istirahat) tanpa ada indikasi untuk tindakan pembedahan. Pada awalnya juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah serupa seperti Raynaud’s Phenomenon, namun sejak tahun 2005 sudah tidak digunakan lagi pada penyakit ini.
Dikontraindikasikan pada kondisi gagal ginjal stadium akhir, reaksi alergi, dan pada kondisi sesudah melahirkan atau terdapat perdarahan pada arteri. Boleh digunakan namun dengan pengawasan pada kondisi: serangan jantung akut, hipotensi berat (tekanan darah sistolik < 90mmHg), gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, gangguan tonus otot yang berat, gangguan jantung, kejang atau memiliki riwayat kejang, pada orang tua, dan hamil. Obat ini juga harus diawasi penggunaannya pada orang yang sedang mengkonsumsi obat penghambat kerja enzim CYP2D6 (misal : fluoxetine, paroxetine, dan quinidine) karena meningkatkan risiko terjadinya kelainan fungsi saraf dan menyebabkan kejang; juga dapat meningkatkan efek hipotensi dari obat-obatan antagonis kalsium (misal : amlodipine, diltiazem, dan verapamil), obat penurun tekanan darah, dan alkohol.
Efek samping utama yang paling ditakuti dari penggunaan obat ini adalah : efek samping sistem saraf yang dapat menyebabkan kejang, kelemahan otot, dan kejang otot; efek samping jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung, hingga henti jantung; dan reaksi alergi yang dtimbulkan oleh obat sehingga menyebabkan ruam di kulit hingga dapat terjadi penurunan tekanan darah yang drasti oleh karena syok. Efek samping lainnya yang mungkin dialami orang yang mengkonsumsi obat ini antara lain : meningkatnya frekuensi buang air kecil, peningkatan tekanan darah, gangguan kesadaran, gangguan perdarahan seperti mimisan, menstruasi yang berlebihan, dan meningkatnya kadar kreatin dalam darah.
Untuk dosis minum 150 atau 300 mg setiap 12 jam dengan dosis maksimal 600mg atau 600mg dosis tunggal dengan kerja pelepasan berkala. Sedangkan dosis melalui suntikan intravena 50mg – 400mg. Sejak tahun 2011 Uni Eropa menghentikan peredaran obat ini karena efek toksisitas sistem saraf pusat dan jantung. Oleh karena itu, penggunaan obat ini perlu pengawasan dokter dan tidak disarankan untuk digunakan secara bebas.