Persantin 75 mg merupakan obat anti platelet yang mengandung dipyridamole 75 mg, obat ini berfungsi mencegah sel keping darah platelet menggumpal satu sama lain. Selain dipyridamole, Persantin mengandung zat lain seperti kalsium hidrogen fosfat, serat jagung, silika koloid anhidrat, titanium dioksida, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, dan waks. Prinsip kerja obat ini adalah sebagai pengencer darah dan juga mendilatasi pembuluh darah.
Dipyridamole menghambat enzim phosphodiesterase yang berfungsi memecah cyclic adenosine monophospat (cAMP), peningkatan kadar cAMP akan mengurangi respon platelet terhadap adenosine diphospat (ADP). Dipyridamole akan menghambat pengambilan ke dalam sel dari adenosine ke sel platelet, sel darah merah dan sel endothelial yang akan meningkatkan kadar adenosine ekstraselular.
Beberapa penggunaan Dipyridamole adalah:
Dipyridamole tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak.
Penggunaan Persantin dapat menimbulkan efek samping seperti nyeri kepala, pusing berputar atau pingsan. Gangguan saluran cerna seperti diare atau nyeri perut dapat muncul disertai mual dan muntah. Efek samping lainnya adalah nyeri otot. Bila terjadi reaksi alergi terhadap Persantin maka dapat menyebabkan munculnya gejala ruam dengan gatal, bengkak, hidung berair, penurunan tekanan darah, dan thrombositopenia. Pasien dengan batu kandung empedu harus berada dalam pengawasan, karena Persantin dapat diserap ke dalam batu empedu.
Penggunaan Persantin harus sesuai saran dokter, penggunaan dosis berkisar antara 300 – 600 mg terbagi ke dalam 3 – 4 kali minum. Bagi pasien yang membutuhkan terapi antiplatelet ringan dapat mengkonsumsi 2-3 kali satu tablet Persantin 75 mg. Bagi pasien dengan terapi antiplatelet dosis tinggi dapat mengkonsumsi Persantin 75 mg sebanyak 2 tablet 3-4 kali perhari.