Influenza merupakan penyakit infeksi yang mengenai saluran pernapasan secara akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat menginfeksi saluran napas baik atas maupun bawah dan biasanya disertai oleh gejala – gejala umum seperti : nyeri otot, demam, sakit kepala, dan badan yang terasa lemah. Kejadian infeksi ini biasanya terjadi paling banyak pada saat musim – musim dingin. Wabah pada daerah tertentu / lokal kadang terjadi dengan interval waktu yang bervariasi antara setiap 1 sampai 3 tahun sekali. Wabah yang terjadi hampir diseluruh bagian dunia juga terjadi dengan interval waktu yang bervariasi.
Penyakit infeksi yang menyerang saluran napas ini telah menjadi penyakit yang memiliki karakteristik dengan awal serangan yang cepat dan dengan gejala sistemik / bervariasi menyerang seluruh tubuh seperti : demam, nyeri kepala, menggigil, nyeri otot, lemah, dan gejala yang meliputi saluran napas seperti : batuk, nyeri menelan, dsb.
Olehkarena serangan yang begitu cepat, pasien kadangkala tidak mengingat kapan awal mulai terserang penyakit ini. Biasanya gejala saluran napas akan lebih nyata setelah gejala sistemik mulai membaik. Kebanyakan pasien mengeluhkan batuk dan nyeri menelan yang tetap bertahan sampai 1 minggu yang disertai gejala tidak nyaman pada dada.
Pada kasus yang tidak berkomplikasi, penyakit ini akan sembuh dalam waktu 2 – 5 hari maksimal 1 minggu walaupun batuk dapat terus ada sampai 1 – 2 minggu kemudian. Pasien yang biasanya mengalami komplikasi dari influenza adalah pasien usia tua (> 64 tahun) ; pasien dengan penyakit kronik seperti : penyakit jantung dan paru, diabetes melitus, gangguan ginjal, dan gangguan sistem imun ; anak dibawah 2 tahun (terutama bayi baru lahir) ; dan ibu hamil pada trimester 2 dan 3.
Komplikasi dari influenza secara umum dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu komplikasi yang mengenai sistem pernapasan (paru – paru) dan di luar paru. Pada paru – paru, komplikasi yang dapat terjadi adalah pneumonia, serangan / perburukan dari asma atau bronkitis kronik, croup, sinusitis, dan otitis media. Komplikasi yang mengenai di luar paru adalah sindrom Reye, radang pada otot jantung, sampai komplikasi yang menyerang sistem saraf seperti ensefalitis, mielitis transversa, dan sindrom Guillain-Barre.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, penyebab dari influenza adalah virus influenza. Virus ini merupakan bagian dari famili Orthomyxoviridae. Terdapat 3 tipe dari virus influenza yaitu influenza A, B, dan C yang memiliki perbedaan pada karakteristik antigennya yaitu nucleoprotein (NP) dan matrix (M) protein. Virus influenza tipe A memiliki subtipe yang didasarkan lagi pada perbedaan protein permukaan virus tersebut yaitu hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Terdapat 16 subtipe protein H dan 9 subtipe protein N dari virus influenza tipe A. Akantetapi, hanya subtipe H1,H2,H3,N1, dan N2 yang pernah tercatat menyebabkan wabah untuk manusia. Penamaan subtipe virus tersebut menjadi virus influenza tipe A subtipe H1N2 dan seterusnya. Virus influenza tipe B dan C tidak memiliki subtipe H dan N.
Pada kasus yang tidak berkomplikasi, terapi utama adalah berdasarkan gejala yang timbul seperti pemberian acetaminophen untuk mengatasi gejala nyeri otot, nyeri kepala, dan demam. Pemberian golongan salisilat seperti aspirin harus dihindari pada anak dibawah usia < 18 tahun karena adanya angka kejadian yang tinggi terjadinya sindrom Reye. Selain itu, pasien juga harus istirahat cukup, dan menjaga pola makan yang teratur dan dengan makanan dan minuman yang cukup. Jika batuk sangat mengganggu, dapat ditambahkan obat batuk.
Pengobatan dengan antibiotik dapat dipertimbangkan pada kasus yang mengalami komplikasi seperti pneumonia. Pengobatan spesifik antiviral seperti oseltamivir dan zanamivir dapat dipakai untuk mengobati influenza A dan B. Dosis oseltamivir yang biasa digunakan pada orang dewasa adalah 75 mg, dengan pemberian 2 kali sehari.