Lanitop adalah obat yang mengandung Metildigoxin atau Digoxin. Obat ini termasuk golongan glikosida jantung. Metildigoxin diindikasikan untuk penderita gagal jantung dan gangguan irama jantung tipe tertentu (aritmia supraventrikular, fibrilasi atrial). Obat ini digunakan pada gagal jantung karena dapat meningkatkan kekuatan pompa jantung. Pemakaian untuk gangguan irama jantung berdasarkan fungsi lain dari obat ini, yaitu menghambat penjalaran impuls listrik pada jantung sehingga dapat menurunkan kecepatan denyut jantung dan memperbaiki irama jantung. Lanitop dikontraindikasikan pada penderita alergi obat kelompok digitalis dan penderita fibrilasi ventrikel (gangguan irama jantung dengan gelombang rekam jantung tertentu). Metildigoxin memiliki rentang dosis aman yang sempit, dimana dosis terapeutik dan dosis toksik tidak berbeda jauh. Oleh karena itu, penggunaan obat ini harus berhati – hati agar tidak menimbulkan keracunan digitalis, terutama pada penderita kematian sel otot jantung akut (infark miokard), peradangan otot jantung (miokarditis), perlambatan denyut jantung (bradikardia), gagal jantung berat, gangguan irama jantung lain, gangguan elektrolit, penurunan atau peningkatan hormon tiroid, dan gangguan hati atau ginjal. Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui hanya disarankan jika sesuai indikasi, karena efek terhadap janin dan bayi belum diketahui dengan pasti.
Lanitop dapat menyebabkan efek samping ringan seperti mual, muntah, kelelahan, penurunan nafsu makan, diare, penurunan dorongan seksual, pembesaran payudara pada pria, dan depresi. Efek samping berat yang dapat terjadi antara lain nyeri kepala hebat, denyut jantung melambat atau menjadi tidak teratur, gangguan penglihatan, dan gangguan perilaku. Jika mulai mengalami gejala berat tersebut, hentikan konsumsi obat dan konsultasikan kepada dokter. Pada penggunaan melebihi dosis terapuetik, Lanitop dapat menyebabkan keracunan digitalis dengan gejala muntah hebat, halusinasi, kejang, melihat cahaya yang melingkari benda (halo), pandangan menjadi berwarna hijau atau kuning, dan denyut jantung menjadi sangat lambat. Untuk mencegah terjadnya hal ini, umumnya dokter mengambil sampel darah penderita untuk mengukur kadar Digoxin dalam darah secara berkala.
Lanitop tersedia dalam bentuk tablet, cairan suntik, dan sirup. Dosis dewasa untuk gagal jantung adalah 0,125 – 0,25 mg per hari dalam bentuk tablet atau obat suntik, diberikan 1 kali per hari. Untuk gangguan irama jantung, Lanitop diberikan dalam dosis awal dan dosis lanjutan. Dosis tablet adalah: awal 10 – 15 mikrogram/kg sebanyak 1 kali, dilanjutkan 3,4 – 5,1 mikrogram/kg per hari atau 0,125 – 0,5 mg per hari. Dosis cairan suntik awal adalah 0,4 – 0,6 mg sebanyak 1 kali, dilanjutkan dosis lanjutan 0,124 – 0,4 mg sebanyak 1 kali per hari.