Viagra digunakan sebagai obat gangguan ereksi pada laki-laki. Viagra 50 mg mengandung sildenafil 50 mg dalam setiap tabletnya. Viagra mengandung sildenafil yang termasuk ke dalam inhibitor selektif enzim phosphodiesterase type 5 (PDE5). Cara kerja PDE5 adalah meningkatkan penguraian cGMP, yang akan meningkatkan aliran darah ke penis.
Viagra dapat dikonsumsi untuk mengobati gangguan ereksi pada laki-laki. Selain itu, Viagra juga dapat digunakan untuk merelaksasikan pembuluh darah kecil paru-paru pada pasien dengan hipertensi arteri pulmonal (HAP), dan secara tidak langsung meningkatkan kemampuan napas orang saat berolahraga.
Penggunaan Viagra atau Sildenafil untuk mengatasi gangguan ereksi, hanya bersifat sesaat dan tidak bersifat menyembuhkan atau meningkatkan gairah seksual. Sildenafil tidak mencegah terjadinya kehamilan karena bukan obat kontrasepsi, ataupun mencegah penularan infeksi menular seksual seperti HIV, kencing nanah, sifilis, dan sebagainya.
Viagra dikontraindikasikan pada pasien atau pada orang dengan gangguan jantung, tidak boleh digunakan pada keangguan ginjal berat, gangguan hati berat, pasien dengan sakit lambung kronis. Viagra dapat menurunkan aliran darah ke serabut saraf optik, hal ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan sesaat secara tiba – tiba, keadaan ini terjadi pada beberapa orang yang sebagian besar menderita penyakit jantung, diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, perokok berat, pasien dengan usia di atas 50 tahun. Bila hal ini terjadi, segera hentikan penggunaan dan segera hubungi dokter.
Efek samping mengkonsumsi Viagra dapat berupa nyeri kepala, rasa hangat pada tubuh, gangguan ulkus lambung, gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau fotofobia. Efek samping lainnya adalah hipotensi berat, gangguan irama jantung, serangan jantung akut, maupun stroke.
Dosis penggunaan Viagra yang dianjurkan adalah sebanyak 50 mg dalam waktu satu jam atau 30 menit sebelum melakukan hubungan intim. Penggunaan sildenafil untuk mengobati hipertensi arteri pulmonal adalah sebanyak tiga kali per hari, dosis dapat disesuaikan dengan tingkat keparahan. Terapi dapat dimulai dengan dosis rendah 25 mg, 50 mg, kemudian 100 mg setiap minumnya.