Viagra 100 mg mengandung Sildenafil 100 mg, obat ini digunakan dalam membantu mencapai ereksi sempurna pada pasien dengan disfungsi seksual. Disfungsi seksual, gangguan ereksi, atau impotensi merupakan ketidakmampuan penis untuk mencapai ereksi sempurna saat melakukan hubungan seksual. Disfungsi seksual dapat terkait dengan depresi, usia tua, penyakit metabolik, dan penyebab lainnya.
Impotensi atau gangguan disfungsi ereksi dapat disebabkan karena adanya penyakit atau keadaan penyebab seperti gangguan neurologis, gangguan urogenital, maupun penyakit diabetes. Ereksi pada penis merupakan hasil dari pembesaran penis oleh darah, darah yang dipompakan ke penis akan masuk ke dalam pembuluh darah yang telah melebar. Proses ereksi ini akan diatur oleh aliran darah ke dalam penis, dan akan berkurang saat darah mengalir keluar dari penis. Dalam keadaan normal, stimulus seksual akan meningkatkan produksi dan pelepasan dari nitrit oksida di dalam penis. Nitrit oksida akan mengaktivasi enzim siklase guanilat yang akan memproduksi cyclic guanosine monophosphate (cGMP). Peranan cGMP adalah mengatur aliran darah menuju penis dan keluar dari penis. Viagra akan menurunkan enzim phosphodiesterase-5 (PDE5) yang menyebabkan penguraian dari cGMP menurun, sehingga darah akan dipertahankan leih lama di dalam penis.
Viagra dapat digunakan untuk membantu atau mengobati kelainan ereksi yang disebabkan baik karena penyebab medis maupun penyebab psikogenik. Selain itu, Viagra juga dapat membantu melebarkan pembuluh darah pada paru-paru yang akan meringankan gejala hipertensi arteri pulmonal.
Efek samping yang dapat timbul saat menggunakan Viagra dapat berupa sakit kepala, gangguan sama lambung, hidung tersumbat, gangguan penglihatan (peningkatan tekanan intraokular, atau fotofobia), efek samping yang paling berat adalah gangguan pada jantung, baik irama jantung maupun tekanan darah. Penggunaan pada usia di atas 65 tahun harus hati-hati, pada pasien yang sedang menggunakan obat inhibitor p450 seperti eritromisin, ketokonazole, itrakonazole, dan saquinavir menggunakan Viagra dengan dosis lebih rendah berkisar 25 mg.
Penyerapan Viagra dapat dipengaruhi oleh makanan, sehingga akan semakin lama menimbulkan efek ketika diselangi oleh makanan. Viagra dapat diminum 30 menit hingga 2 jam sebelum pasien akan melakukan hubungan seksual. Viagra 100 mg dapat dikonsumsi sebanyak satu kali sehari ketika dibutuhkan, tidak boleh dikonsumsi lebih dari satu kali dalam 24 jam.