Profenid 50 mg mengandung Ketoprofen 50 mg yang termasuk obat anti – inflamasi non – steroid (AINS) turunan asam propionat. Obat ini dapat mengurangi nyeri, pembengkakan, dan demam karena bekerja menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin (substansi yang berperan pada proses nyeri, pembengkakan, dan demam). Profenid diindikasikan untuk penyakit dan kondisi yang berkaitan dengan pembengkakan dan nyeri ringan sampai sedang, seperti radang sendi (osteroartritis, rheumatoid arthritis), nyeri haid (dysmenorrhea), dan penyakit peradangan lain. Kontraindikasi Profenid adalah pendeita alergi obat AINS, gangguan perdarahan, penyakit hati, luka pada lambung, radang usus besar (kolitis ulseratif), dan ibu hamil trimester akhir. Penggunaan obat ini harus berhati – hati pada penderita asma, gangguan jantung, gagal jantung, tekanan darah tinggi, gangguan ginjal, dan penyakit lupus. Konsumsi obat ini dapat meningkatkan risiko gangguan jantung (kematian otot jantung) dan saluran cerna (perdarahan). Ibu hamil trimester awal tidak dikontraindikasikan menerima Profenid, namun ibu hamil trimester akhir dan ibu menyusui tidak disarankan. Keamanan dan efektivitas Profenid pada anak belum diketahui dengan pasti sehingga tidak disarankan untuk anak – anak.
Efek samping yang sering ditemui antara lain rasa nyeri ulu hati, pusing, sakit kepala, mual, diare, nyeri perut, dan ruam kulit. Profenid dapat menyebabkan peningkatan kadar enzim hati dan penanda fungsi ginjal di darah. Pada pemakaian jangka panjang, obat ini berisiko menyebabkan perdarahan lambung, kematian otot jantung, kematian sel ginjal, stroke, dan sumbatan pembuluh darah. Risiko ini sebanding dengan durasi pemakaian. Profenid dapat berinteraksi dengan obat antasida, aspirin, diuretik, digoxin, warfarin, probenacid, lithium, ketorolac, metotrexat, dan apixaban.
Dosis Profenid dewasa adalah 3 – 4 x 25 – 50 mg per hari. Obat diminum setelah makan dengan air putih untuk mengurangi efek samping nyeri ulu hati atau mual. Disarankan untuk menggunakan obat ini dalam dosis sekecil dan durasi sependek mungkin yang masih dapat menimbulkan efek terapeutik.