Parlodel adalah nama dagang dari obat bromokriptin mesilat. Obat ini bekerja langsung pada otak manusia. Angka 2,5 mg menunjukkan jumlah bahan aktif bromokriptin mesilat yang dikandung Parlodel.
Setidaknya ada tiga prinsip kerja Parlodel yaitu mencegah pelepasan hormon prolaktin, menurunkan kadar hormon pertumbuhan, dan menstimulasi reseptor dopamin di otak. Sesuai dengan prinsip kerjanya, indikasi Parlodel antara lain adalah untuk mengontrol penyakit hiperprolaktinemia, akromegali, dan Parkinson.
Hiperprolaktinemia adalah keadaan di mana hormon prolaktin meningkat di dalam tubuh. Penyebabnya misalnya adanya tumor yang memproduksi prolaktin. Gejala hiperprolaktinemia antara lain tidak mendapat haid atau haid tidak teratur, keluar cairan dari puting susu, kurang subur (infertil), dan hipogonadisme (gangguan perkembangan dan fungsi seksual). Parlodel 2,5 mg berfungsi untuk menekan produksi hormon prolaktin, sehingga gejala yang ditimbulkan hiperprolaktinemia dapat dicegah atau disembuhkan.
Akromegali adalah keadaan dimana kadar hormon pertumbuhan lebih tinggi dari normal. Akibatnya, tulang tumbuh lebih panjang dan lebih tebal. Tulang yang paling sering terpengaruh adalah tulang tangan, kaki, dan wajah. Secara keseluruhan, penderita akromegali tampak tinggi dan besar, sehingga sering disebut manusia raksasa. Fungsi Parlodel 2,5 mg pada penyakit akromegali adalah menekan produksi hormon pertumbuhan sehingga tulang tidak terus memanjang atau menebal. Walaupun demikian, keadaan tulang yang sudah terlanjur panjang sulit dikembalikan ke ukuran normal.
Parkinson adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan saraf otak yang memproduksi hormon dopamin. Gejalanya berupa otot kaku dan gemetar, gangguan bicara serta gangguan berjalan. Parlodel 2,5 mg yang diberikan pada penderita penyakit parkinson akan membantu menstimulasi reseptor dopamin di otak. Dengan demikian, akan mengurangi gejala Parkinson.
Kontraindikasi Parlodel adalah adanya riwayat alergi terhadap bromokriptin mesilat. Selain itu Parlodel juga tidak boleh diberikan pada penderita hipertensi tak terkontrol dan pada wanita hamil. Wanita sehabis melahirkan yang mempunyai riwayat penyakit kardiovaskuler juga tidak boleh mendapat Parlodel.
Efek samping Parlodel 2,5 mg sangat beragam, beberapa diantaranya adalah sakit kepala, sulit buang air besar, diare, mulut kering, kelelahan, kurang nafsu makan, mual, muntah, nyeri lambung, dan hidung tersumbat. Sedangkan efek samping yang agak berat antara lain anggota tubuh bergerak-gerak sendiri tanpa disadari, nyeri punggung, tinja berwarna hitam, gangguan hasrat seksual, nyeri dada, air kencing berkurang, depresi, bingung, halusinasi, telinga berdenging, kejang, gangguan penglihatan, dan lain-lain.
Dosis Parlodel 2,5 mg untuk hiperprolaktinemia adalah sekali sehari, untuk akromegali juga sekali sehari, sedangkan untuk penyakit parkinson dua kali sehari. Waktu minum obat sebaiknya sama setiap hari dan obat diminum bersama makanan.
Parlodel 2,5 mg tidak bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, hanya untuk mengontrol dan mengendalikan penyakit tersebut. Oleh karena itu, obat ini biasanya digunakan dalam jangka waktu lama selama penyakit masih ada. Jika hendak menghentikan penggunaan obat, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.